Rabu, 07 Juli 2010

FANTASI DAN BERFIKIR

A. FANTASI

Yang dimaksud fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapnya dan menjangkau ke depan. Keadaan-keadaan yang akan mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat tejadi:

1. Secara disadari , yaitu apabila individu-individubetul-betul menyadari akan fantasinya, misalnya seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya.

2. Secara tidak disadari, yaitu apabila individu tak secara sadar telah di tuntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak. Misalnya seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud berbohong.[1]

Menurut jenisnya fantasi itu dibedakan:

1. Fantasi menciptakan, yaitu fantasi yang benar-benar mengasilkan sesuatu yang baru.

2. Fantasi terpimpin, yaitu fantasi yang timbul karena sesuatu perangsang dari luar.

3. Fantasi melaksanakan, yaitu fantasi yang berada diantara fantasi menciptakan dan fantasi terpimpin.[2]

Perbedaan fantasi dan berfikir

1. Dengan berfikir kia berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui dengan berfantasi kita menciptakan sesuatu yang belum ada, sesuatu yang baru.

2. Berfikir terikat kepada realitas, berfantasi melepaskan kita dari realitas.[3]

Guna fantsi dalam kehidupan:

1. Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru kita nikmati

2. Menimbulkan simpati kepada sesama manusia.

3. Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah.

4. Dapat merencanakan hidup kita di hari kemudian kelak.

5. Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita

Bahaya fantasi

1. Jika fantasi itu terjadi berlebih-lebih pada seseorang akan terjadi keputusan dalam lamunan.

2. Karena kita dikuasai fantasi akan timbul rasa berdosa.

3. Timbul pengertian dalam pepatah “besar pasak daripada tiang”.

4. Menimbulkan fantasi yang jauh dan liar, terutama akibat fantasi tanpa pimpinan

Macam-macam test fantasi

1

Tes binet

:

melengkapi gambar

2

Test masselon

:

test tiga kata

3

Test hindustri

:

test yang digunakan dua bahasa yang belum dikenal oleh anak dan artinya bisa dijodohkan dalam baris kanan dan kiri.

4

Test absurdity

:

test kemustahilan yaitu cerita disuruh mencari kemustahilan dalam isi cerita itu.

5

Test rochach

:

test menelaah bentuk gambar

6

Test decoupage

:

test yang diciptakan lalu digunting, kemudian gambar apa yang terjadi dalam guntingan tersebut

Nilai-nilai fantasi dalam pendidikan

1. Dengan fantasi dapat digunakan dalam pelajaran sejarah, ilmu bumi, ilmu alam, dan sebagainya.

2. Denagn memahami fantasi kita tidak akan lekas memberikan hukuman kepada anak didik.

3. Dapat membantu atau mempengaruhi watak anak didik (fantasi terpimpin).

4. Dengan alat-alat pelajaran/pengajaran untuk dapat mengembangkan fantasi anak didik secara luas dan leluasa.[4]

Fantasi memungkinkan kita mengikuti seseoarang pengarang atau pencerita dalam ceritanya, baik oleh seseorang seniman maupun oleh seorang cerdik pandai. Denagn demikian dapat kita bedakan antara fantasi pencipta dan fantasi terpimpin.

Fantasi menciptakan atau kreatif yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang mampu menciptakan hal-hal yang baru. Fantasi seperti ini biasanya dimiliki oleh para seniman, anak-anak juga para ilmuwan, untuk mencetuskan teori-teori baru.

Sedang fantasi terpimpin merupakan bentuk atau jenis yang di tuntut oleh pihak lain. Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang mengabstrakkan yang mendeterminasi dan mengkombinasi.

Fantasi yang mengabstraksikan yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Missal anak belum pernah melihat harimau, yang telah mereka kenal kucing, maka kucing dipergunakan sebagai bahan opersipsi untuk memberikan pengertian tentang harimau.

Fantasi yang mengkombinasi yaitu cara orang berfantasi di mana mengkombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan yang ada pada individu bersangkutan. Misal berfantasi tentang ikan duyung yaitu kepalanya kepala seorang wanita tetapinya badannya badan ikan.

Fantasi bila dibandingkadengan kemampuan-kemampuan jiwa yang lain. Fantasi lebih bersifat subjek. Bayangan yang ditimbulkan karena fantasi disebut bayangan fantasi.

Oleh karena itu dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Namun demikian ini tidak berate bahwa fantasi itu tidak akan mempunyai keburukan. Keburukan ialah fantasi orang yang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk kea lam fantasi.

Untuk mengetahui samapai sejauh mana kemampuan individu untuk fantasi pada umumnya dipergunakanlah test fantasi test yang sering dipergunakan adalah:

1. Test kemustahilan yaitu test yang terbentuk gambar-gambar atau cerita-cerita yang mustahil terjadi.

2. Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh bercerita tentang gambar itu.

3. Heilbronner Wirsme Test yang berwujud suatu seri gambar yang makin lama makin sempurna.

4. Test Roschahch yaitu test yang berwujud gambar-gamabr dan testee di suruh menginterprestasikan gambar tersebut.[5]

B. BERPIKIR DAN PROSESNYA

Berpikir adalah gaya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berpikir itu merupakan proses yang “dialektis” artinya selama kita berpikir, pikiran kita dalam keadaan tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (ratio).[6]

1. Hakekat berpikir

Banyak tingkah laku sehari hari seorang individu merupakan fungsi dari kebiasaan-kebiasaan yang sudah dibentuk dengan baik dan memuaskan. Suatu unsure baru dapat dihadapi atas dasar situasi rutin yang telah dipelajari sebelumnya atau pencapaian suatu tujuan spesifik mungkin menuntut reaksi-reaksi tingkah laku untuk tidak terdapat tindakan-tindakan kebiasaan yang memadai. Dalam situasi seperti ini, berpikir adalah suatu keharusan yang penting sekali.[7]

2. Proses berpikir

Ahli-ahli logika mengemukakan adanya tiga fungsi dari berpikir, yakni :

a. Pembentukan pengertian

Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui tiga tingkat, yaitu :

1) Menganalisis cirri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. Objek tersebut kita perhatikan unsure-unsurnya satu demi satu, misalnya mau membentuk pengertian manusia. kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis cirri-cirinya, misalnya :

- Makhluk hidup

- Berbudi

- Berkulit sawo matang

- Berambut hitam Dan sebagainya

2) Membanding-bandingkan cirri-ciri tersebut untuk dikemukakan cirri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki

3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, cirri-cirinya yang tidak hakiki

b. Pembentukan pendapat

Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih, pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pok kalimat atau subjek dan sebutan atau predikat. Subjek adalah pengertian yang diterangkan, sedangkan predikat adalah pengertian menerangkan.

Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1) Pendapat afurmatif atau positif, yaitu pendapat yang menanyakan yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu ; misalnya si Budi itu pandai, si Ani rajin, dan sebagainya

2) Pendapat negatif, yaitu pendapat yang menidakkan, secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya si Budi tidak bodoh,

3) Pendapat modalitas atau kebarangkalian yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya hari itu mungkin hujan.

c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan

Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu:

1) Keputusan induktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke suatu pendapat.

2) Keputusan deduktif, yaitu keputusan yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus; jadi berlawanan dengan keputusan induktif.

3) Keputusan analogis ialah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau penyesuaian dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.[8]

Apapun juga hakekat persoalan yang hendak dipecahkan ataupun kompleksitasnya relative, proses mental meliputi:

1) Arah: perhatian dan minat yang diarahkan pada suatu tujuan yang dapat dicapai.

2) Interprestasi : pengamatan yang teliti tentang hubungan-hubungan.

3) Pemilihan: pemilihan dengan hati-hati terhadap pengetahuan yang relevan dan kebiasaan-kebiasaan yang dihasilkan oleh pengalaman.

4) Kreasi : pembentukan pola-pola baru yang konstruktif.

5) Kritik: penelitian obyektif tentang cocoknya pemecahan-pemecahan yang diperoleh.

3. Tingkatan-tingkatan berfikir

Ditafsirkan secara luas, semua berfikir adalah problem solving (pemecahan persoalan). Jenis-jenis berfikir yang dilakukan oleh individu akan berbeda sesuai dengan (1) hakekat persoalan yang dihadapi (2) tujuan yang di inginkan (3) pendekatan terhadap persoalan.

Tingkatan-tingkatan berfikir secara kasar dapat digolongkan;

a. Melamun atau “day dreaming”: mengingat kembalaidan asosiasi dari gagasan-gagasan.

b. Penghargaan (apresiasi) keindahan : pertimbangan atau penilaian keindahan dalam satu atau lain bentuk.

c. Penerimaan informasi : kegiatan mental yang cukup untuk mengasimilasi dengan mengingat kembali bahan-bahan factual dan pengamalan-pengamalan situasional.

d. Berfikir reflektif dan kreatif : mengingat kembali dan memanipulasi gagasan-gagasan yang penting untuk memecahkan suatu kesulitan, atau memproyeksikan pengalaman-pengalaman menuju kepada munculnya gagasan-gagasan baru.[9]

Sifat-sifat orang yang berfikir dengan baik:

1. Ia memerlukan fakta-fakta

2. Ia harus mengetahui roblem apa yang dihadapi.

3. Ia menyusun fakta-fakta yang ada secara sistematis.

4. Ia harus bersifat fleksibel.

5. Ia tidak terlalu cepat untuk melepaskan suatu cara pemecahan untuk mencoba pemecahan yang lain sebelum ia yakin benar bahwa : cara pemecahan yang pertama tidak berhasil.

6. Ia membiasakan diri untuk menemukan suatu prinsip dasar pemecahan suatu problem, yang dapat digunakan seluas mungkin.

4. Macam-macam Kegiatan Berfikir

Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:

a. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:

1. Asosiasi bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya.

2. Asosiasi terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.

3. Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.

4. Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.

5. Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.

b. Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:

1. Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.

2. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya.[10]

Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.[11]

Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:

a. Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.

b. Strategi detailistis: di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.

Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:

a. Set: pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul: set). Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2. Sempitnya pandangan: sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya padangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.[12]

5. Berfikir Alamiah, Kritis, Divergen Dan Konfergen

a. Berfikir Alamiah

Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat.

Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh.

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika, logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.[13]

b. Berfikir Kritis

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ( Pery & Potter,2005).

Supaya bisa berfikir secara kritis melibatkan suatu rangkaian yang terintegrasi tentang kemampuan dan sikap berfikir, berfikir secara aktif dengan menggunakan intelegensia, pengetahuan, dan ketrampilan diri untuk menjawab pertanyaan, dengan cermat menggali situasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan relevan, berfikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan yang berguna, mendiskusikan ide kedalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide dengan orang lain. Sebagai seorang profesional berfikir kreatif harus selalu melihat kedepan, profesional tidak boleh membiarkan berfikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar. Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain. Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki kita menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar

Komponen Berfikir Kritis

1. Dasar Pengetahuan khusus

Komponen pertama berfikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus seorang profesional. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan profesi yang dijalani dan pendidikan tambahan yang harus dicari maupun ditempuh.

2. Pengalaman

Pengalaman memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keprofesionalan . seorang professional harus mengetahui bahwa pendekatan teori mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik tetapi harus dibuat modifikasi untuk merangkul lingkungan kerja, kualitas keunikan yang ada. Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses kognitif yang digunakan profesional untuk membuat penilaian tentang profesionalisme itu sendiri.

Kompetensi berfikir kritis dibagi menjadi 3

a. Kompetensi Umum

b. Kompetensi Khusus dalam situasi kerja

c. Kompetensi khusus dalam keprofesionalan

3. Sikap

Sikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan.

4. Tanggung gugat

Tanggung gugat adalah kesiapan seorang profesional mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuatnya atas nama pekerjaan terhadap segala sesuatu tindakanya atau keputusannya.

5. Berfikir mandiri

Berfikir Mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri seseorang profesional akan berfikir dan mencari rasional serta jawaban yang logis.

6. Mengambil Resiko

Seorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan niat serta kemauan untuk mengambil resiko apa yang salah dan dan untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung fakta dan bukti yang kuat.

7. Kerendahan Hati

Penting untuk mengakui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui ersiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika profesional tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah yang muncul maka bias dipastikan strateginya akan mengalami kegagalan. Seorang profesional harus memikirkan kembali untuk mencari pengetahuan baru, mencari sumber informasi yang lain.

8. Integritas

Integritas pribadi membangun ras percaya diri , seorang profesional yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinanya.

9. Ketekunan

Profesional yang berfikir kritis bertekad menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi konflik terkait dengan profesionalisme , Profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang mungkin timbul dari profesinya .

10. Kreatif

Kreatifitas mencakup berfikir original, hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisonal.

Komponen standar dalam berfikir kritis mencakup standar intelektual dan profesional.( Paul, 1993).[14]

c. Berfikir Divergen dan Konvergen

Berfikir divergen berarti membiarkan pikiran kita untuk bergerak ke mana-mana secara simultan. Kita dituntut untuk mengeluarkan apa pun yang muncul di otak kita. Munculnya satu ide akan dapat memicu timbulnya ide yang lain. Sebanyak dan sejelek apapun ide yang muncul tetap kita tampung, dan alangkah lebih baiknya ditulis di atas kertas sehingga masih dapat diingat dan dapat dikembangkan. Proses berfikir divergen paling mudah muncul pada seseorang yang tidak terlalu memperhatikan baik-buruknya suatu nilai (acak-abstrak) sehingga dapat dengan mudah melompat dari satu ide ke yang lain. Atau dengan kata lain gambaran berfikir divergen adalah melingkar-lingkar seperti cakar ayam (squiggle).

Ketika melahirkan ide-ide, dituntut untuk mampu melihat dunia di sekeliling kita secara menyeluruh. Dengan langkah inilah proses kreatif dalam berfikir semakin tajam sehingga ide yang dimunculkan pun semakin bervariatif. Dan kunci utama dalam metode berfikir divergen ini adalah menghilangkan penilaian. Karena jika penilaian masih menghantui kita, maka akan sulit untuk dapat menjalankan proses berfikir divergen secara efektif.

Langkah selanjutnya setelah kita dapat melahirkan ide-ide, maka biarkanlah ide-ide itu mengalami inkubasi. Yakni biarkan ide itu mengendap sementara waktu di benak kita. Berhentilah untuk melakukan proses berfikir, dan silahkan melakukan aktivitas lainnya yang lebih santai. Ketika kita melakukan aktivitas santai, maka akan muncul sekilas wawasan atau reaksi yang kemudian dapat kita lanjutkan pada proses berfikir berikutnya yakni berfikir secara konvergen, dengan pikiran yang lebih jernih.

Setelah kita melakukan proses berfikir secara divergen dengan mengumpulkan semua ide yang kita keluarkan, maka selanjutnya adalah menyaring/menyeleksi atau ide tersebut, kita sempitkan menjadi beberapa ide saja yang terbaik. Kita dituntut mampu untuk memilih ide mana yang paling menarik, paling praktis, paling sesuai, paling unik, atau lainnya yang sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. Lalu, langkah terakhir tetapkan secara bijak satu ide yang akan kita gunakan. Mempersempit fokus dari beberapa ide besar inilah yang dinamakan dengan proses berfikir Konvergen. Model ini paling mudah untuk para pemikir “bujur sangkar” yang senang pada segala sesuatu yang terdefinisi dengan jelas.

Allah Swt melengkapi kepada setiap manusia dengan alat berfikir yang biasa kita sebut dengan otak. Otak terbagi menjadi dua bagian otak kiri dan otak kanan. Dari uraian di atas bahwa berfikir divergen adalah membiarkan otak kita bebas bergerak ke segala arah untuk mencari ide-ide yang nantinya kita tampung. Hal ini sesuai dengan fungsi pada otak kiri. Sedangkan berfikir secara konvergen adalah mempersempit ide dengan menyeleksi ide-ide mana yang terbaik, dan hal ini sesuai dengan fungsi dari otak kanan. Dengan kata lain berfikir divergen dan konvergen adalah bagaimana cara kita untuk menggunakan otak kiri dan otak kanan secara seimbang.[15]



[1] Ahmadi, Abu. Psikologi Umum. (Jakarta: Rineka Cipta. 1992).hal 78

[2] Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 1991).hal 29

[3] Ibid.hal 78

[4] Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Op.Cit.,hal 30-31

[5] Ibid.hal 78-80

[6] Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Op.Cit.,.hal 31

[7] Ardhana, Wayan. Pokok_pokok Ilmu Jiwa Umum.( Surabaya : Usaha Nasional. 1963),hal 117

[8]Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan.( Jakarta : Raja Grafindo. 2006),hal 54-58

[9] Ardhana, Wayan. Pokok_pokok Ilmu Jiwa Umum. Lo.Cit.,hal 118-119

[10]Ahmad, Fauzi. Psikologi Umum.( Bandung : Pustaka Setia. 1997.),hal 47-48

[11]Sarwono, Sarito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi.( Jakarta : Bulan Bintang. 1982.) hal 54

[12] http://www.tugaskuliah.info/2009/06/makalah-psikologi-umum-berpikir-dan.html

[13] http://dewi.students-blog.undip.ac.id/2009/05/29/sarana-berfikir-ilmiah/

[14] http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF- 8&sourceid=navclient&gfns=1&q=Bagaimana+BERFIKIR+KRITIS

[15] http://www.belajarmenulis.com/berfikir-divergen-dan-konvergen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar