Rabu, 07 Juli 2010

OBYEK, SUBYEK DAN ALAT-ALAT EVALUASI

A. OBYEK EVALUASI PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan obyek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut (Anas Sudijono : 2003). Sedangkan Suharmi Arikunto menjelaskan Obyek atau sasaran Penilaian adalah segala sesuatu yng menjadi titik pusat pengamatan karena penilai ingin informasi tentang sesuatu tersebut.
Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi adalah dengan cara menyoroti dari tiga segi, yaitu dari segi Input, Transpormasi, dan Output.
Dibawah ini akan diuraikan secara rinci tentang obyek dari evaluasi pendidikan.
1. Input
Dalam dunia Pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran disekolah, input atau bahan mentah yang siapa untuk diolah, tidak lain adalah para calon peserta didik, seperti calon siswa, calon mahasiswa dan sebagainya. Dilihat dari segi input ini, maka obyek evaluasi pendidikan meliputi empat aspek, yaitu (1) kemampuan, (2) kepribadian, (3) sikap, dan (4) inteligensi.
a. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga atau sekolah atau institusi, maka calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya, peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau esulitan. Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur kemapuan ini disebut tes kemampuan atau aptitude test (Anas Sudijono : 2003).
b. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang manusia dan menampakan bentuk dalam tingkah laku.
Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam me.ngikuti program pendidikan tertentu.
Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality test.
c. Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka banyak orang yang mengiginkan informasi khusus tentangnya. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon tenaga pendidik sebelum mengikuti program pendidian tertentu. Untuk menilai sikap tersebut digunaan alat berupa tes sikap (attitude test), atau sering dikenal dengan skala sikap (attitude scale), sebabb test tersebut berbentuk skala.
d. Inteligensi
Untuk megetahui tingkat inteligensi ini menggunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan test Binet-Simon. Selain itu ada juga tes lainya seperti SPM, Tintum dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ (inteligensi Quotien) orang tersebut. IQ bukanlah inteligensi. IQ berbeda dengan inteligensi karena IQ hanyalah angka yang memberikan petunjuk tinggi rendahnya inteligensi seseorang.
2. Transpormasi
Apabila disoroti dari segi transpormasi, maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi:
a. Kurikulum atau materi pelajaran
b. Metode mengajar atau teknik penilaian
c. Sarana atau media pendidikan
d. Sistem administrasi
e. Guru atau unsure-unsur personal lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan.
Transpormasi dapat di ibaratkan sebagai “mesin pengolah yang bertugas untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi”, aan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan, karena itu obyek-obyek yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan. Kurikulum yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Penggunaan metode-metode mengajar yang kurang tepat, teknik penilaian yang tidak memperhatikan memperhatikan prinsip-prinsip dasar evaluasi itu sendiri, sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai, sistim administrasi yang bersifat acak-acakan, pimpinan lembaga pedidikan, tenaga pengajar atau karyawan yang tidak professional, semua itu akan sangat mempengaruhi proses “ pengolahan bahan mentah” menjadi “bahan jadi yang siap untuk dipakai”.
3. Output
Adapun yang dari segi output yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang behasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukkan.
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang diraih oleh peserta didik itu, digunakan alat yang berupa Test Prestasi Belajar atau Test Hasil Belajar, yang biasa dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test).

B. SUBYEK EVALUASI PENDIDIKAN
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang melakuakan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar, maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakuakn tersebut sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang.adapun apabila yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan instrument berupa tes yang sifatnya baku (standardized test), maka subbyek evaluasinya tidak bias lain kecuali seorang psikolog; yaitu seorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang professional dibidang psikolog. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diiinterpretasikan dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.

C. ALAT-ALAT EVALUASI
Secara gasir besar, maka alat-alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci macam-macam tes dan non tes
1. Teknik Test
Dibawah ini ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian tes.
a. Dalam bukunya “ Evaluasi Pendidikan”, Drs. Amin Daien Indrakusuma mengatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
b. Dalam bukunya “ Teknik-teknik Evaluasi”, mucthar Bukhori mengatakan tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid.
c. Dalam buku “Encyclopedia of Educational Evaluation”, Scarvia B. Anderson mengatakan Test is comprehensive assessment of an individual or to an antire program evaluation effort (tes adalah penilaian yang kompherensif-terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program.
Test berfungsi untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
Tes hasil belajar dibedakan atas beberapa jenis. Dan pembagian jenis-jenis tes ini dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang.
Berdasarkan atas jumlah peserta atau pengikut tes, maka tes dibedakan atas dua jenis, yaitu
1) Tes individual
2) Tes kelompok
Ditinjau dari segi penyusunannya, tes dibedakan atas tiga jenis yaitu:
1) Tes buatan guru
2) Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasi
3) Tes standar atau tes yang sudah distandarisasi
Ditinjau dari bentuk pertanyan yang diberikan tes dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1) Tes subjektif
Tes ini sering pula diartikan sebagai tes essay yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang bersifat uraian dan atau penjelasan. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, penjelasan, mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan, dan bentuk lain sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.
Kebaikan tes essay
Dapat untuk mengukur hasil belajar yang kompleks antara lain :
a. Aplikasi Prinsip
b. Interpretasi hubungan
c. Mangenal dan menyatakan informasi
d. Mengenal relevansi dari suatu informasi
e. Merumuskan dan mengenal hipotesis
f. Merumuskan dan mengenal kesimpulan yang sahih
g. Mengindentifikasi asumsi yang mendasarkan suatu kesimpulan
Kelemahan tes essay
a. Reliabilitas rendah
b. Perlu banyak waktu
c. Jawaban erkadang seenaknya dan juga banyak membaca sehingga mubazir
d. Jawaban peserta tes tidak mampu mewakili aspek tingkah laku atau sikap sebagai hasil belajar
Penggunaan tes essay yang tepat :
1. Jumlah siswa relative sedikit
2. Jika waktu/ kesempatan untuk memprsiapkan soal-soal terbatas / sanggat mendesak
3. Jika mengiginkan informasi tentang sikap, nilai atau pendapat dari peserta tes
4. Jika ingin memperoleh pengalaman belajar dari siswa
2) Tes obyektif
Maksudnya adalah adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatsi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essay. Dalam penggunaan tes- objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes essay.
Tes objektif disebut juga dengan istilah short answer test atau new type test. Yang terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan cara memilih diantara alternatif jawaban yang dianggap benar dan paling benar.
Tes obyektif ada beberapa jenis, yaitu:
 True-False (benar Salah)
 Multiple choice (pilihan ganda)
 Matching (mencocokan)
 Completion (penyelesaian)
Kebaikan tes obyektif
a. Tes obyektif item-item yang dapat dijawab dengan memilih alternative-alternatif yang telah tersedia, maka tes obyektif dapat dijawab dengan cepat.
b. Reliabilitas skor yang diberikan terhadap perkerjaan anak-anak dapat dijamin sepenuhnya.
c. Dapat dikoreksi dengan cepat, dengan kunci jawaban yang sudah ada.
Kelemahan tes obyektif
a. Siswa akan menerka-nerka dalam menjawab soal.
b. Di butuhkan biaya yang cukup besar untuk mencetak atau menstensil tes tersebut
Ditinjau untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas tiga macam test, yaitu :
1) Tes Diagnostik
Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2) Tes Formatif
Dari kata “from” yang merupakan dasar dari istilah “foematif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentu setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran.
Evaluasi formatif mempunyai manfaat baik bagi siswa, guru, maupun bagi program itu sendiri.
a) Manfaat bagi siswa
 Untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
 Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa.
 Usaha perbaikan.
 Sebagai diagnose.
b) Manfaat bagi guru
 Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
 Mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang belum pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
 Dapat meramalkan sukses atau tidaknya seluruh program yang akn diketahui.
c) Manfaat bagi program itu
Setelah diadakan test formatif maka diperoleh hasil. Dari hasil tersebut dapat diketahui.
 Apakah program yang diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
 Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
 Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
 Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
3) Tes Sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif merupakan tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
Manfaat test sumatif, ialah:
 Untuk menentukan nilai.
 Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.
Ditinjau jenis tes hasil belajar dari segi bentuk jawaban atau bentuk respon, maka tes hasil belajar dibedakan atas dua jenis yaitu ;
2. Tes tidakan, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu berbentuk tingkah laku.
3. Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:
1) Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.

2) Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan.
3) Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
4) Prakitikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
5) Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
2. Teknik Non Tes
Yang tergolong teknik non tes adalah:
- Skala bertingkat (rating scala)
- Kuesioner (questioner)
- Daftar cocok (check-list)
- Wawancara (interview)
- Pengamatan (observation)
- Riwayat hidup
Dibawah ini akan diuraikan secara rinci macam-macam teknik non test.
a. Skala bertingkat (rating scala)
Skala menggambaran suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan “Rating gives a numerical value to some kind of judgement”, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka. Atau dengan kata lain yang dimaksud dengan skala bertingkat atau rating scala adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan tingkat tinggi rendahnya penguasaan dan penghayatan pembelajaran yang telah diberikan
b. Kuesioner (questioner)
Kuesioner (questioner) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden. Dengan kuesioner ini ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapatnya dan lain-lain.
Kuesioner dapat dibagi menjadi beberapa macam yang dapat dilihat dari beberapa segi,, yaitu:
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
• Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya.
• Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka- dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab
• Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
• Kuesioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
c. Daftar cocok (check-list)
Daftar cocok adalah suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab dengan membubuhkan tad cocok (x) pada kolom yang telah disediakan.
d. Wawancara (interview)
Wawancara adalah semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri suaranya.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan adalah teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat dilakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tingkah laku siswa disekolah. Oleh karena pengamatan ini bersifat langsung mengenai aspek-aspek pribadi siswa, maka pengamtan memiliki sifat kelebihan dari alat non tes lainnya.
Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu :
1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati.
2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati.
3) Observasi eksperimental, pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dpat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.















Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nurkancana, wayan dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Basional.
http://sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/comment-page-1/
http://dokumens.multiply.com/journal/item/34
http://praharafk.blogspot.com/2007/11/resensi-buku-dasar-dasar-evaluasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar