Rabu, 07 Juli 2010

VALIDITAS TES

A. VALIDITAS TES

1. Pengertian Validitas

Validitas merupakan suatu kata yang berasal dari kata “valid” yaitu secara etimologi diartikan sebagai tepat, benar, sahih, dan abash. Dengan kata lain, sebuah tes telah memilii validitas, apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut. Misalnya barometer adalah suatu alat yang valid untuk mengukur tekanan udara. Demikian dangan alat-alat evaluasi. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan tes yamg valid apabila tes tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja misalnya Contoh lain, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.

2. Jenis-jenis Validitas

Ada 4 (empat) macam validitas yang berasal dari dasar pembagian jenis di atas yaitu :

a. Validitas Logis

1. Validitas Isi (content validity)

Validitas isi dari tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau- pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut.

Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu : sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap eseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan.

2. Validitas Konstruksi (construct validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apa bila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dangan aspek berpikir yang menjadi tujuan Instruksional. Contoh, jika rumusan Tujuan- Instruksionl khusus (TIK) : “Siswa dapat membandingkan antara efek biologis dan efek psikologis”, maka butis soal pada tes merupakan perintah agar siswa membedakan antara dua efek tersebut.

Konst ruksi” dalam pengertian ini bukanlah “susunan”seperti yang di jumpai dalm teknik, tetapi merupakn rekaan psikologis yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para ilmu jiwa dengan suatu cara tertentu “memerinci” isi jiwa atas beberapa aspek seperti : ingtan (pengetahuan ), pemahaman, aplikasi, dan seterusnya.

b. Validitas Empiris

1. Valditas” ada sekarang” (concurrent validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang udah ada. misalnya seorang guru inginmengetahui apkah tes sumatif yang di susun sudah valid atau belum. Untuk itu diperlukan sebuah kriterium masa lalu yang sekarang datanya dia memiliki misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan sumatif yang lalu.

2. Validitas prediksi (predictive validity)

Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating

B. CARA MENGETAHUI VALIDITAS ALAT UKUR

Tenik yang digunakan untuk mengetahui kesesjaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

1. Korelasi produc moment dengan simpangan

Rumus korelasi produc moment dengan simpangan

dalam mana:

rxy = koevisien korelasi antara variable X dan Y, dua variable yang dikorelasikan (x=X-X dan y=Y-Y)

∑xy = jumlah perkalian x dan y

x2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

2. Korelasi produc moment dengan angka kasar

dalam mana:

rXY = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel yang dikorelasikan.

C. PENGUJIAN VALIDITAS TES HASIL BELAJAR

Penganalisisisan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, penganalisisan yang dilakukan dengan jalan berfikir secara rasional atau penganalisisan dengan logika. Kedua, penganalisisan yang dilakukan dengan mendasarkan diri pada kenyataan empiris, dimana penganalisisan dilaksanakan dengan menggunakan empirical analisis.

1. Pengujian validitas tes secara rasional

Validiras rasional (logika) adalah validitas yang yang diperoleh dari hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berfikir secara logis. Dengan demikian maka suatu tes hasl belajar dapat dikatakan telah memilii valaidiras rasional, apabila telah dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memang (secara rasional) dengan tepat telah dapat mengukur apa yang harus diukur.

Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional atau belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu dari segi konstruksi dan dari segi isi.

2. Pengujian validitas tes secara empirik

Dimaksud dengan validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik. Dengan kata lain, validitas empirik adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan dilapangan

Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memilikia validitas empirik ataukah belum, dapat dilakukan penelusuaran dari dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya dan daya ketepatan bandingannya.

a. Validitas ramalan

Dalam istilah ramalan terkandung pengertian mengenai sesuatu yang berhak terjadi dimasa mendatang”. Apabila istilah ramalan dikaitkan dengan validitas tes, maka yang dimaksud dengan validiras ramalan dari sudut tes adalah suatu kondisi yang menunjukan seberapa jauhkah seuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukan kemampuannya untuk meramalkan apa yang berhak terjadi pada masa mendatang.

Tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru pada seuah perguruan tinggi misalnya, adalah suatu tes yang diharapkan mampu meramalkan keberhasilan studi para calon mahasiswa- dalam mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi tersebut pada masa yang akan datang.

b. Validitas bandingan

Tes sebagai alat ukur dapat dikatakan telah memiliki validitas andingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat telah mampu menunjukan adanya huungan searah, anta rtes pertama dengan tes berikutnya. Validitas bandingan juga sering dikenal dengan istilah validitas sama saat, validitas pengalaman atau validitas pada sekarang. Dikatakan sama saat, sebab validitas tes itu ditentukan attas dasar data hasil tes yang pelaksanaanya dilakukam pada waktu yang sama. Dikatakan validitas pengalaman sebab validitas tes tersebut ditentukan atas dasar pengalaman yang telah diperoleh. Adapun dikatakan sebagai validitas ada sekarang, sebab setiapa kali kita menyebut istilah pengalaman, maka istilah itu selalau kita kaitkan dengan hal-hal yang telah ada atau hal-hal yang telah terjadi pada waktu yang lalu, sehingga data mengenai pengalaman masa lalu itu pada saat ini sudah ada ditangan.

D. TEKNIK PENGUJIAN VALIDITAS ITEM TES HASIL BELAJAR

1. Pengertian Validitas Item

Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiiliki oleh sebutir item, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.

Eratnya hubungan antara butir item dengan tes hasil belajar sebagai suatu totalitas itu kiranya dapat dipahami dari kenyataan, bahwa semakin anyak butir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total-total hasil tes tersebut akan semakin tinggi.

Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semaain besar “dukungan” yang diberikan oleh butir-butir item terhadap tes hasil- elajar, maka tes tersebut akan semakin dapat menunjukan “kemantapannya”.

2. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, kiranya menjadi cukup jelas bahwa sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesesajaran arah dengan skor totalnya ; atau dengan bahasa statistic: ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya.

Daftar Pustaka

Sudjana, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Cet ke-1. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Arikonto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Angkasa

Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Cet. ke-3. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Nurkancana, Wayan dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar